Archive for Juni 2014
CARA MENGGUNAKAN TOTAL STATION NIKON SERIES
By : kang mujeck
Komposisi peralatan dan kelengkapan yang di perlukan untuk pengukuran :
• Main Unit Station (TS) Nikon DTM or NPL Series dan Tripod
• Prisma untuk polygon 2 buah
• Main Unit Station (TS) Nikon DTM or NPL Series dan Tripod
• Prisma untuk polygon 2 buah
- 1 buah untuk backsight (BS) + Tripod
- 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod
• Prisma untuk detail minimal 1 buah + Pole
• Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat dan prisma
• Compas dan GPS untuk mencari azimuth
• Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat dan prisma
• Compas dan GPS untuk mencari azimuth
- set – Up Instruments
Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan Set UP alat terlebih dahulu, adapun langkahnya adalah sebagai berikut :
• Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat misalnya titik 2)
• Lakukan centering pada tripod dengan mengatur nivo tabung dan nivo mata sapi sampai seimbang atau berada ditengah
• Dirikan prisma polygon masing-masing pada titik 1 (untuk BS) dan titik 3 (untuk FS)
• Setelah selesai Total Station siap untuk digunakan dalam pengukuran
NOTE : ulangi langkah diatas saat pindah ke Station berikutnya.
• Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat misalnya titik 2)
• Lakukan centering pada tripod dengan mengatur nivo tabung dan nivo mata sapi sampai seimbang atau berada ditengah
• Dirikan prisma polygon masing-masing pada titik 1 (untuk BS) dan titik 3 (untuk FS)
• Setelah selesai Total Station siap untuk digunakan dalam pengukuran
NOTE : ulangi langkah diatas saat pindah ke Station berikutnya.
- Setting Instruments
Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan pengukuran:
• Setting Job
• Setting Job
- Setting ini di perlukan sewaktu kita akan setting seperti : skala factor, temperatur, dan pressure, sudut, jarak dan sebagainya. Setelah kita buat JOB, akan ada pilihan untuk masuk ke menu setting. Untuk masuk ke menu setting tekan tombol MSR2, setting prematur yang sesuai dengan menekan tombol navigator kanan / kiri, untuk pindah baris tekan navigasi kebawah atau tombol ENT. Berikut parameter yang perlu untuk disetting : Scale parameter yang perlu untuk di setting : 1.000000
- T-P corr (temperatur dan pressure) : ON (koreksi temperatur dan tekanan aktif) OFF (temperatur dan tekanan tidak aktif)
- Sea level : ON
- C &R corr : 0.132
- Angle : DEG
- Distance : Meter
- Temp : C
- Press : mmHg
- VA Zero : Zenith
- AZ Zero : North
- Order : NEZ / ENZ
- HA : Azimuth
Setting ini cukup dilakukan
sekali karena akan tetap tersimpan meskipun alat dimatikan. Setting ini
juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu) – setting (nomer 3).
- Data yang di hasilkan dari alat ukur tersebut (TS) berbentuk angka. Dengan format Extention “TXT”,”RAW”, dan “Koordinat P,E,N,Z,D atau P,N,E,Z,D”
Tag :
perpetaan,
FORMASI BATUAN DI KALIMANTAN
By : kang mujeck
FORMASI KALIMANTAN SELATAN
1. Qa/ Alluvial : Lempung kaolinit dan lanau
bersisipan pasir, gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan
sungai dan rawa, berumur holosen
2. Tqd/dahor : Batupasir
kuarsa lepas berbutir sedang terpilah buruk, konglomerat lepas dengan
komponen kuarsa berdiameter 1-3 cm, batu lempung lunak, berumur
plio-plistosen
3. Tqdt/anggota laying formasi dohor :
Konglomerat aneka bahan berkomponen semua batuan lebih tua dengan ukuran
kerakal-bongkah,berumur pliosen
4. Tmw / Formasi warukin : Batu
pasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara, berumur miosen
tengah sampai miosen akhir
5. Tomb /formasi berai :
Batugamping mengandung fosil foraminifera besar seperti spiraclypus
orbitodeus, berumur oligosen-miosen awal
6. Tet / Formasi
Tanjung : Batupasi kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara,
Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar dengan tebal perlapisan
50-150 cm, berstruktur sedimen perairan halus dan perlapisan silang
siur, berumur eosin
7. Ksp / Formasi Pitap :
Batulanau kersikan, batupasir kersikan dan konglomerat aneka bahan ,
setempat gampingan terendapkan di daerah kipas bawah laut
8. Kvh /
Batuan Gunungapi Haruyan : Breksi gunungapi dan lava basal, berumur
kapur akhir dan berkedudukan menjemari dengan formasi pitap, berumur
kapur akhir
9. Klb / Batugamping Batununggal : Batugamping klastika berwarna kelabu hitam, berumur kapur awal
10. Kgr / Granit Belawayan : Granit gabungan granodiorite dan diorite, berumur kapur awal
11. Mm / Batuan Malihan : Sekis horenblenda, sekis muskovit, filit, sekis klorit dan kuarsit muskovit, berumur jura tenggah
12. Km/ Formasi Manunggul : Konglomerat aneka bahan, berwarna kelabu, kemerahan, berumur kapur atas
13. Kak / Formasi Keramaian : Perselingan batupasir (vulkarenite) berwarna kelabu sangat padat, berumur kapur akhir
14. Kap
/ Formasi Pudak : Lava dengan perselingan konglomerat / breksi
vulkaniklastik (hialoklastik) dan batupasir kotor dengan olistolit
batugamping, basal porfir, ignimbrit, batuan malihan dan ultramafik,
berumur kapur akhir
15. Kab / Anggota Batukora, Formasi Pudak :
Andesit piroksen porfir, hijau tua-hitam dengan fenokris plagioklas dan
piroksen, berumur kapur akhir
16. Kok / Olistolit Kintap, Formasi Pudak : Batugamping klastika pejal sampai berlapis tebal, berumur kapur akhir
17. Kpn / Formasi Paniungan : Batulempung bewarna kelabu, gampingan agak rapuh, berumur kapur akhir
18. Kvp/ Formasi Paau : Breksi gunungapi, berwarna kelabu kehitaman, berumur kapur akhir
19. Kvpi/
Formasi Pitanak : Lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk,
porfiritik dengan fenokris plagioklas, berumur kapur akhir
20. Man / Andesit Porfir : Andesit berwarna kelabu, berhablur penuh hipidiomorf, berbutir tak seragam, berumur kapur akhir
21. Mba
/ Basal : Basal berwarna kelabu-hitam, berhablur penuh hipidiomorf,
berbutir tak seragam, berbutir halus-sedang, berumur kapur akhir
22. Mdb /Diabas : Diabas berwarna kelabu, berhablur berhablur penuh hipidiomorf, berbutir seragam, berumur kapur akhir
23. Mgr
/ Granit : Granit, berwarna putih kecoklatan, berhablur berhablur
penuh hipidiomorf, berbutir seragam, berumur kapur awal
24. Mdi / Diorit : Diorit, berwarna kelabu, berhablur berhablur penuh hipidiomorf, berbutir seragam, berumur kapur awal
25. Mgb
/ Gabro : Gabro berwarna kelabu kehijauaan, berhablur berhablur
penuh hipidiomorf, berbutir seragam, berumur jura akhir
26. Mub
/ Batuan Ultramafik : Hazburgit, wehrlit, websterlite, piroksenit dan
serpentinit. Tersebar di sepanjang Pegunungan Bobaris, Pegunungan
Manjan dan Pegunungan Kusan yang hubungannya dengan batuan sekitarnya
adalah sentuhan tektonik, berumur jura akhir
FORMASI KALIMANTAN TIMUR
1. Tomp
/ Formasi Pamaluan : Batulempung dan serpih dengan sisipan napal,
batupasir dan batugamping, berumur oligosen akhir-miosen tengah
2. Tmpb
/ Formasi Pulaubalang : Perselingan batupasir kuarsa, batupasir, dan
batulempung dengan sisipan batubara, berumur miosen tengah
3. Tmbp
/ Formasi Balikpapan : Perselingan batupasir kuarsa, batulempung
lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batugamping dan batubara,
berumur miosen tengah
4. Tpkb/ Formasi Kampungbaru : Batulempung
pasiran, batupasir kuarsa, batulanau, sisipan batubara, napal,
batugamping dan lignit, berumur miosen akhir-pliosen
5. Qa/
Alluvial : Lempung kaulinit dan lanau bersisipan pasir, gambut,
kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan rawa, berumur
holosen
6. Tmw / Formasi warukin : Batu pasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara, berumur miosen tengah-miosen akhir
7. Tmbl
/ Formasi Bebulu : Batugamping dengan sisipan batulempung lanauan dan
sedikit napal, berumur miosen awal, tebal formasi 1900 meter
8. Tomb
/formasi berai : Batugamping mengandung fosil foraminifera besar
seperti spiraclypus orbitodeus, berumur oligosen-miosen awal
9. Toty / Formasi Tuyu : Perselingan batupasir, grewake, serpih dan batulempung, berumur oligosen akhir
10. Tetk
/ Formasi Telakai : Batulempung, batupasir lempungan dan serpih,
dengan sisipan batugampng dan napal, berumur eosen akhir
11. Tek
/ Formasi Kuaro : Batupasir dan konglomerat dengan sisipan batubara,
napal, batugamping dan serpih lempungan, berumur eosen awal
12. Tet
/ Formasi Tanjung : Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar
dengan tebal perlapisan 50-150 cm, berstruktur sedimen perairan halus
dan perlapisan silang siur, berumur eosen awal
13. Kvh / Formasi
Haruyan : Lava, breksi dan tuf. Lava bersusunan basal. Breksi aneka
bahan, berkomponen andesit dan basal tidak memperlihatka perlapisan ,
berumur kapur bawah
14. Kok / Olistolit Kintap, Formasi Pudak : Batugamping klastika pejal sampai berlapis tebal, berumur kapur bawah
15. Ksp
/ Formasi Pitap : Batulanau kersikan, batupasir kersikan dan
konglomerat aneka bahan , setempat gampingan terendapkan di daerah kipas
bawah laut, berumur kapur awal
16. Tmm / Formasi Meragoh : Lava, diabas, tuf, breksi gunungapi dan konglomerat berumur miosen awal – miosen tengah
17. Tmme
/ Formasi Menumbar : Perselingan batulumpur gampingan dengan
batugamping di bagian bawah dan di bagian atas batupasir massif
mengandung glukonit, berumur miosen akhir
18. Tmt /
Formasi Tendehhantu : Batugamping terumbu muka, batugamping koral dan
batugamping terumbu belakang, setempat berlapis, kuning muda, pejal dan
berongga, berumur miosen tengah-miosen akhir
19. Tmma / Formasi
Maluwi : Batulempung, batulempung pasiran dengan sisipan napal, serpih
kelabu, serpih pasiran dan sedikit karbonan, berumur miosen tengah
20. Tomm
/ Formasi Maau : Batulempung, batupasir dan batulanau, kea rah atas
selang seling batupasir dan batulanau, memperlihatkan struktur sedimen
seperti perairan sejajar atau menggelombang, berumur miosen awal
21. Toml / Formasi Lembak : Perselingan napal dan batugamping, berumur oligosen akhir-miosen awal
22. Tok / Formasi Kedango : Batugamping dengan sisispan napal dan batulanau gampingan , berumur oligosen
23. Teot
/ Formasi Taballar : Batugamping berwarna putih sampai kuning muda,
pejal bagian bawah berlapis, berumur miosen –oligosen
24. Teom /
Formasi Mangkupa : Perselingan batupasir , tuf, batulanau, batulempung,
setempat sisiapan batubara dan konglomerat, berumur eosen -oligosen
FORMASI KALIMANTAN TENGAH
1. Qa/formasi
alluvial : Lempung kaulinit dan lanau bersisipan pasir, gambut,
kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan rawa, berumur
holosen
2. Trv / Formasi Batuan Gunung Api : Batuan breksi gunung
api berwarna kelabu kehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit,
basal dan rijang. Bahan-bahan ini berasosiasi dengan basal yang berwarna
coklat kemerahan
3. Tet / Formasi Tanjung :
Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar dengan tebal perlapisan
50-150 cm, berstruktur sedimen perairan halus dan perlapisan silang
siur, berumur eosen awal
4. Tomb /formasi berai : Batugamping
mengandung fosil foraminifera besar seperti spiraclypus orbitodeus,
berumur oligosen-miosen awal
5. Tomm / Formasi
Montalat : Batupasir kuarsa putih berstruktur silang siur, sebagian
gampingan, bersisipan batulanau/serpih dan batubara, berumur oligosen
6. Tmw / Formasi warukin : Batu pasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara, berumur miosen
7. Tqd/dahor :
Batupasir kuarsa lepas berbutir sedang terpilah buruk, konglomerat
lepas dengan komponen kuarsa berdiameter 1-3 cm, batu lempung lunak,
berumur pliosen-plistosen
8. Kvh / Batuan Vulkanik Kasale : Terdiri dari basal piroksen kelabu hijau, porfiritik sampai pilotaksit
9. Kgr / Granit Kapur : Granit biotit berwarna kelabu muda, sebagian terkekarkan
10. Toms
/ Batuan Terobosan Sintang : Batuan terobosan berkomposisi andesit dan
basal terdapat sebagai retas dengan ketebalan 50 cm sampai 4 m
11. Tomv / Batuan Gunungapi Malasan : Breksi gunungapi, tuf, konglomerat dan lava andesit
12. Tet
/ Formasi Tanjung : Batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar
dengan tebal perlapisan 50-150 cm, berstruktur sedimen perairan halus
dan perlapisan silang siur
13. Kls / Tonalik Sepauk : Batuan granitan dengan tekstur merata, berkomposisi diorit, tonalit, granodiorit sampai monzonit
14. Kvk
/ Batuan Gunungapi : Breksi berkomposisi andesit dan basal, aliran
lava, batupasir tufan, tuf terobosan andesit dan basal
15. Tomk / Formasi Karamuan : Batulumpur abu-abu sebagian gampingan berfosil
16. Tomj/
Anggota Batugamping jangkan : Batugamping berfosil, abu-abu tua,
sangat kompak, bersisipan tipis batulumpur, breksi batugamping, abu-abu
tua, kaya akan foram besar dan koral dengan matriks batulumpur,
batugamping terbreksikan
17. Tou / Formasi Ujohbilang : Batulumpur, sedikit batupasir sebagian gampingan dan karbonat
18. Toty / Formasi Tuyu : Perselingan batupasir, grewake, serpih dan batulempung
19. Teh / batupasir Haloq : Batupasir kuarsa, sedikit konglomerat dan batulumpur, jarang batugamping
20. Tea / Formasi Batu Ayau : Batupasir, batulumpur, batulanau, umumnya karbonat, setempat sisipan batubara dan lignit
21. Ten / batugunungapi Nyaan : Tuf, aglomerat, tuf terlaskan, bersusunan asam
22. Kse / Kelompok Selangkai : Serpih, batulumpur, batupasir konglomerat, batugamping berfosil
23. Kgd / Granodiorit : Kelabu berbintik hijau, pejal, mineral utama adalah plagioklas dan piroksen
24. Kgr / Granit Batanglai : Terutama granit, monzonit, granodiorit, adamelit dan granit aplit
25. Mub / Batu Ultrabasa : Peridotit, harzburgit, gabro dan serpentinit
26. Tmpg / Formasi Golok : Napal bersisipan lempung da batugamping
27. Tmpk / Formasi Kampungbaru : Lempung pasiran batupasir dengan sisipan batubara dan tuf
28. Kubu / Basal Bunga : Basal hitam sampai kelabu tua yang pejal, dengan anggota dasit dan andesit kelabu kehijauan
29. Kuk
/ Batuan Gunungapi Kerabai : Terdiri dari lava andesit lava dasit dan
riolit yang sebagian tak repisahkan dari batuan piroklastik (abu,
lapili, tuf hablur dan selaan, breksi gunungapi dan anglomerat )
30. Kusa
/ Granit Sangiyang : Granit feldspar-perititk,
granofiritik,leukokratik, berbutir halus dengan tekstur alotriomorfik
dan bukit sangiyang
31. Kus / Granit Sukadana : Batuan terdiri
dari monzonit kuarsa, monzogranit, sienogranit dan granit alkali
feldspar, sedikit sienit kuarsa, monzodiorit kuarsa dan diorite
32. Kll / Granit Laur : Monzogranit biotit-horenblenda, sedikit sienogranit biotit dan granodiorit horenblenda-biotit
33. Kls / Tonalit Sepauk : Tonalit dan granodiorit biotit-horenblenda
Tag :
geologi,
Making Djembe
By : kang mujeckberikut ini adalah sedikit postingan tentang proses pemasangan kulit djembe untuk teman-teman yang hobby memainkan alat musik ini.
pemasangan tali |
gambar di atas adalah proses pemasangan tali setelah kayu / klowong djembe selesai di ukir atau di cat sesuai dengan yang kita inginkan. di sini tali yang di gunakan adalah berjenis Nilon, kelebihan tali jenis ini adalah tahan gesekan ketika suatu saat kita mau mengencangkan kulit djembe.
lapisan lilin harus rata |
sebelum kulit djembe kita pasang,terlebih dahulu kita harus mengolesi kayu bagian atas agar ketika kering kulit djembe tidak menempel dengan kayu. bila kulit djembe menempel dengan kayu maka akan berakibat robeknya kulit djembe ketika akan di steam suaranya atau di kencangkan. jadi proses ini tentu sangat penting dan harus selalu di ingat ketika kita akan memasang kulit djembe.
kulit di pasang pada ring |
untuk mempermudah proses pemasangan, kulit djembe yang sudah di rendam dengan air haruslah di potong sesuai dengan besar diameter ring yang akan kita pakai, usahakan ketika memotong diberi jarak lebih sekitar 15cm dari ukuran ring dan jangan terlalu mepet karena akan mempersulit proses pemasangan.
pemasangan kulit dan tali |
semua tali harus terpasang |
tali harus rapi |
sebelum kulit yang sudah tepasang kita kencangi, rapikan dulu kulit beserta talinya. perhatikan dengan baik apakah kulit djembe ada yang terlipat atau tidak, karena bila ada lipatan di dalam ring djembe akan berakibat kulit djembe robek ketika kita kencangi talinya. usahakan posisi kulit tidak miring agar terlihat rapi.
jika di rasa sudah rapi dan tidak ada lipatan kencangkan tali djembe dengan menggunakan alat bantu, dengan alat ini maka proses penarikan tidak terlalu berat. biasanya pada proses ini bila kulit djembe kita kencangkan terlalu kuat, kulit bisa pecah. tapi bila terlalu kendor saat kulit djembe sudah kering dan akan kita steam suaranya akan turun sekali kulitnya. jadi ketika kita kencangkan kulit djembe harus sambil kita lihat kekencangan kulit.
tampak samping |
setelah itu baru djembe yang baru kita pasang tadi siap di jemur, proses penjemuran kulit djembe biasanya membutuhkan waktu minimal 3 hari tergantung dari cuaca. tunggu sampai kulit djembe benar-benar kering sebelum kita steam suaranya seperti yang kita mau....
djembe siap di jemur |
kerataan ring harus di utamakan |
seperti itulah proses pemasangan kulit djembe yang bisa saya jelaskan. ada baiknya juga bila teman-teman perkusionis yang menggemari djembe mencoba mempraktekan sendiri dirumah. jadi ketika djembe yang kita punya pecah kita tidak perlu lagi mencari tempat servis djembe. selamat mencoba...
Tag :
djembe,